May 13, 2014

Surat Untuk Dityo

Dear Dityo.

Akhir - akhir ini kau kelihatan lebih capek dari biasanya. Kenapakah? Biasanya kau bisa lebih enerjik dan meng-enerjik-kan sekitarmu. Biasanya kau bisa terlihat sangat memiliki baterai yang ter-charge setelah kau makan atau tidur di sembarang tempat. Kenapa?

Apa karena kau sudah mulai menemukan apa yang kau cari? Apakah? Ah, aku sendiri masih bingung, dit. Bingung pada apa? Bingung kenapa? Kenapa harus bingung? Kenapa tidak boleh bingung? Apa aku juga jadi ikut bingung? Kenapa aku jadi ikutan bingung bersamamu dit?

Ah, kau ini gimana sih dit? Surat ini buatmu dit. Banyak yang harus diselesaikan dit. Kamu kan sudah memulainya sejak lama. Haruskah di-konslet-kan secara bersamaan? Tidak kan? Kenapa harus dihentikan? Kenapa? Apa karena kau sudah lelah? Lelah? Lelah pada apakah? Ceritalah dit. Apa iya mau berdiam diri terus. Bukankah banyak yang menawarkan solusi untuk dirimu. Apa sebegitu tidak mau berceritakah kamu dit? Teman - temanmu kan banyak.

Super Team? Atau Superman?

May 08, 2014

Rabo Soto versi @DityoP

Finally, aku nulis tentang #rabosoto, padahal aku gak tau apa - apa tentangnya. Setauku saja ah.
Rabo Soto, diambil dari namanya, Rabo = dinten rebo. Soto = Chicken soup. Jadi kalo digabung, Chicken soup ing dinten rebo. Halah!

Kita mah cukanya eh sukanya buat buat ke-selo-an kayak gini ni. Ngumpulin para penyuka soto atau apalah namanya. Kumpul di tempat yang sudah pernah kita survey, trus makan soto bareng - bareng. Kan kita punya kebutuhan makan yang sama. Kadang makan pagi yang orang - orang bilang itu sarapan. Kadang makan siang, yang orang bilang itu lunch. Kadang makan sore yang orang bilang nyorap, eh? Kadang makan malam, yang orang bilang gagal diet.

Yongalah, kenapa kadang, lha yo akeh cah kosan og, gak mesti mangan. Pokmen nek ngumpul do seneng lah. Intine kuwi, Bebarengan mangan soto, dinten rebo. Kalo pengen tau ada twitter nya kok. Di @Rabo_Soto. Nah, gabung aja, gak pake registrasi - registrasi. Mau makan, dateng langsung ke warungnya, dan makan!

November 01, 2013

Kopi dan Rasanya

Aku penikmat kopi standar, lidahku masih belum bisa membedakan mana yang torabika, mana yang esspresso, mana yang tubruk, mana yang diproses begini dan begitu. Aku cuma penikmat kopi biasa dengan kesukaan menikmati kopi apapun. Sensasi yang sering aku nikmati dengan berbagai macam jenis kopi, aku lebih suka obrolan yang ngalor ngidul, apapun kopinya, berat sampai ringan. Terkadang bisa aku menikmati kopi apapun, yang terpenting tidak sendirian.

Mungkin ketakutanku yang terbesar adalah kesendirian. Dalam segala hal. Termasuk memaknai kesendirian. Atau ketakutan terbesarku itu justru rasa takut itu sendiri. Ah, entahlah.

Memang tiap orang punya 'rasa' kopinya sendiri, sampai ada buku philosophy kopi yang ditulis oleh Dee. Dituliskan mengenai kenikmatannya, rasanya, cara menikmatinya, bahkan suasananya yang turut mendukung. Lalu ada berbagai macam buku - buku mengenai kopi yang dikupas gak abis - abis tentang kopi dan peralatannya serta bagaimana cara mengekstraknya.



Ditulis sehabis dari Klinik Kopi nya mas Pepeng (@klinikkopi), mencoba racikan arabika kopi merapi.

October 29, 2013

Wujud Jalan

Seminggu perjalanan baru mulai menunjukkan wujudnya, baru menunjukkan karena akan benar - benar terjadi dalam waktu 90 hari. Pesan - pesan yang ditinggalkan di belakang jika tidak digores pada batu, akan hilang oleh waktu yang menggerus dengan ganasnya. Aku tidak bisa berjalan dengan santainya saja jika ingin menunjukkan kesunyian yang menjauh. hampa memang jika kesendirian dan kemewahan jadi label yang selalu mengikuti.

Mungkin batu nisan memisahkan diri kita, tetap akan kuingat kenangan walau tidak dalam 24jam. Bukan lagi air mata yang akan menemani dalam ketiduranmu, tapi mimpi yang indah yang akan selalu menjadi motor penggerak. Apalah artinya hari - hari yang sudah dilalui bersama. Tanpa senyum, tanpa canda, hanya keberadaan.



#NL Bondan Prakoso & Fade 2 Black - [Unity #08] R.I.P (Rhyme In Peace)


October 22, 2013

Keremangan Malam

Tak ada yang tersisa dan tak ada yang akan dibawa. Kata - kata itu yang tersisa di dinding hati. Mudah bagiku mengatakan itu, mudah bagiku memikirkan rangkaian kata penenang jiwa, mudah pula bagiku memasang wajah sumringah dan mengecoh semuanya. Melepasmu dalam keremangan malam, menjelang pagi, masih dalam pekuran diri.

Akan ada masanya, itu yang tertulis, bagi siapapun, termasuk diriku.


Pagi ini aku tidak bisa menyambutmu bersama salah satu keluarga tercinta. Terima kasih banyak untuk segala pelajaran dalam keseharian.