March 21, 2011

Gunawan , Sang Penangkap Moment dari Padang


Yogyakarta – Sosok pemuda ini penuh canda, murah senyum dan sederhana. Pribadi supel dan pandai bergaul membuatnya banyak disukai teman – temannya.
Adalah Gunawan Eko Prastio, di usianya yang masih 26 tahun, dia sudah menggantungkan hidupnya pada kamera Nikon D70. Di bawah perusahaan kecil bernama Inspiro, Gunawan membangun bisnis fotografi dengan teman - temannya.
Namun kesuksesan yang diraihnya tidaklah semudah membalik telapak tangan. Jiwa wirausahanya sudah dipupuk sejak dia mulai mencari penghasilan sendiri di kota Yogyakarta tahun 2005.
Masih berstatus Mahasiswa UGM, dan sedang sibuk mengurusi tugas akhirnya. Pengaturan waktu yang sedemikian padet tidak menyurutkan niatnya untuk terus belajar di kampus biru itu.
Bersama teman – teman alumni ESQ, Mas Gun menjadi mentor sekaligus fasilitator Public Speaking Gemah 99. Kegiatan rutin mas Gun di hari Kamis sore setiap jam 16.00. Teman – teman yang ikut dari alumni ESQ yang masih mahasiswa.
Setiap minggunya, teman – teman alumni bisa belajar, berlatih bagaimana bisa berbicara dengan baik. Dasar – dasar komunikasi sering mas Gun sampaikan ke teman – teman.
“Intinya Powerful Communication itu ada 3, yaitu kata intonasi dan motion”, jelasnya.
Di Jogja dia tinggal di Jalan Kaliurang kilometer 7,3. Kendaraan pribadinya Honda Supra yang dibawanya dari Padang. Sering menemani perjalanan mengasyikkannya.
“Sering bolak balik Jogja – Bantul. Ada keluarga almarhum bapak di sana.” Tambahnya.
 “Sejak tahun 2004 saya mulai kenal Fotografi”, ujar Mas Gun, sapaan akrab teman – temannya.
Inspirasi muncul menjadi seorang fotografer karena dia mendaftar menjadi asisten dosen di kampusnya. Pada awalnya hanya ingin memenuhi materi perkuliahan dan syarat kelulusannya. Lama kelamaan menjadi kebiasaan dan karakter hingga sekarang.
“Enak itu motret moment”, sergahnya dengan antusias.
Senjata utama yang sering menemani Mas Gun adalah Nikon D70. Dengan sangu lensa 18 – 55 mm (f/3.5-5.6), 50 mm (f/1.8), 18  - 135 mm (f/3.5-5.6), 70 – 300 mm (DG f4-5.6) untuk mengambil moment – moment penting.
“Event wisuda, event nikahan, sampai training ESQ”, canda pemuda yang sibuk juga di salah satu lembaga swasta LC ESQ itu.
Sering iseng juga kalo lagi gak ada kerjaan. Mas Gun ngambil moment – moment ulang tahun teman. “Kadang sering juga bikin kejutan buat temen - temen”, sunggingan senyumnya ikut mengiasi.
Studi foto di kampus sering dipakai jika ada moment – moment spesial. Karena kunci studio kampus masih sering dibawa.
Mas Gun sering membuka kelas – kelas fotografi dasar. Untuk teman – teman yang mau belajar. Mas Gun sangat terbuka jika ada teman yang minta dijelaskan mengenai kamera DSLR.
“Jika berbagi, bisa berbagi ilmu”, candanya dengan wajah serius.
Usaha menjadi fotografer yang ditekuni juga mengalami suka duka. Sukanya banyak disukai teman – temannya yang kadang minta tolong untuk diambil gambarnya ketika ada acara. Dukanya kadang tidak ada orderan sama sekali.
“Nasi kemaren juga pernah saya makan buat ngganjel perut”, tuturnya.
 Sejak 2 tahun belakangan ini, cita – citanya ingin mengabdi di fotografi akan terus berlanjut. Kesempatan menangkap moment – moment penting menjadi semakin terbuka dengan kesempatannya menjadi staff LK ESQ pada 13 Januari 2011.
“Sukanya jadi banyak teman, berkesan, laris manis, kenal banyak orang. Jadi terbuka cakrawalanya. Bisa dekat dengan alam.” Jelasnya panjang lebar
“Gambar itu bisa berbicara melaui moment – moment yang berharga. Akan selalu ada moment penting yang terjadi setiap detiknya. Jadi hargai setiap waktu.” Mas Gun menjelaskan kemudian.
Mas Gun bisa dihubungi di goen_tio@yahoo.co.id. Kadang tempat nongkrongnya di AngkringQ dan Peacock cafe. Karena sering hang out bersama teman – teman alumni ESQ sekaligus keluarga kecilnya.