October 29, 2013

Wujud Jalan

Seminggu perjalanan baru mulai menunjukkan wujudnya, baru menunjukkan karena akan benar - benar terjadi dalam waktu 90 hari. Pesan - pesan yang ditinggalkan di belakang jika tidak digores pada batu, akan hilang oleh waktu yang menggerus dengan ganasnya. Aku tidak bisa berjalan dengan santainya saja jika ingin menunjukkan kesunyian yang menjauh. hampa memang jika kesendirian dan kemewahan jadi label yang selalu mengikuti.

Mungkin batu nisan memisahkan diri kita, tetap akan kuingat kenangan walau tidak dalam 24jam. Bukan lagi air mata yang akan menemani dalam ketiduranmu, tapi mimpi yang indah yang akan selalu menjadi motor penggerak. Apalah artinya hari - hari yang sudah dilalui bersama. Tanpa senyum, tanpa canda, hanya keberadaan.



#NL Bondan Prakoso & Fade 2 Black - [Unity #08] R.I.P (Rhyme In Peace)


October 22, 2013

Keremangan Malam

Tak ada yang tersisa dan tak ada yang akan dibawa. Kata - kata itu yang tersisa di dinding hati. Mudah bagiku mengatakan itu, mudah bagiku memikirkan rangkaian kata penenang jiwa, mudah pula bagiku memasang wajah sumringah dan mengecoh semuanya. Melepasmu dalam keremangan malam, menjelang pagi, masih dalam pekuran diri.

Akan ada masanya, itu yang tertulis, bagi siapapun, termasuk diriku.


Pagi ini aku tidak bisa menyambutmu bersama salah satu keluarga tercinta. Terima kasih banyak untuk segala pelajaran dalam keseharian. 

October 20, 2013

Paving BCA

Semalam, pertemuan warga Perum BCA yang memang sering diadakan tiap bulan terjadi lagi. Warganya antusias tiap kali ada pertemuan. Karena memang bisa ngobrol banyak, mereka bisa saling bully mem bully satu sama lain. Entah, aku juga sering kena bully, tapi justru bukannya pada marah terus tidak pernah datang lagi. Mereka malah tertawa, mringis, bahkan terpingkal pingkal setiap kali bully an salah satu warga ditujukan ke yang lainnya. Aku sendiri juga heran, keakraban dan ke-guyuban warga semakin menjadi.

Semalaman membicarakan jalan perumahan yang sudah mulai rusak dimakan jaman. Ada salah satu warga yang memang sudah lama tinggal di sana sedikit merisaukan akan jalan yang semakin lama semakin membuat mendangdut ketika dilewati. Konblok konblok yang sudah terhitung lama dipasang itu satu persatu berguguran menyisakan bentuk yang tidak segi enam lagi. Beberapa ada yang mengusulkan mengganti dengan biaya yang ternyata setelah dihitung tidak sedikit. Banyak usulan masuk dan segera, banyak pula tanggapan dari yang lain. Sementara diambil kesimpulan untuk mengecor dulu.


Semoga PerumBCA tambah guyub ya, siang ini Banguntapan diguyur hujan ketiga di bulan Oktober, Salam Guyub.

October 18, 2013

Perum BCA Kav.A3

Berangkat dari pagi pulang di malam hari, itu saja kegiatanku sekarang. Pulangnya bukan lagi di belakang mol yang orang Jogja bilang Amplas. Sekarang ini pulangnya menuju Jalan Pleret. Dekat dengan Balong Waterpark. Entah, orang lebih mengenal Balong Waterpark dari pada Potorono. Setiap kali aku ngasi ancer - ancer, ya langsung aja aku sebut, Balong. Apalah itu Balong? Tulang? Ah, yang penting orang tau daerahnya.

Dua tahun terakhir ini rutinitasku dimulai dari sini. Daerah yang pada awalnya lokasi pembuatan bata merah dan coklat. Sampai sekarang aktifitas pembuatan bata merah masih berlangsung di sekitar Jalan Pleret. Bahkan ada truk yang keluar masuk membawakan tanah sebagai material bahan bata. Sebelumnya, material didapat dari menggali tanah - tanah sekitar. Sehingga tidak heran jika tanah di pingir jalan utama akan sangat berbeda jauh ketinggiannya dengan yang ada di tempat pembuatan bata.

Perum BCA kav.A3, lokasi yang cukup strategis buat memasang palang pintu, karena kompleks A merupakan satu - satunya kompleks yang dipakai untuk keluar masuk. Jalan di depan merupakan jalan utama, karena Perum BCA hanya menggunakan 1 pintu sebagai akses keluar masuk.