February 11, 2013

Lily Putih


Hidup cuma sekali. Nikmatilah. Itu kata2 yg terngiang – ngiang di kepalaku. Berulang ulang bahkan sampai sekarang,  yang  sebenarnya mungkin aku belum menikmati sepenuhnya. Apa itu hidup? Terkadang pula aku kalah oleh kejamnya dunia. Di lain wktu aku terlena oleh rayuan gemerlapnya dunia.

Bunga lily putih yg kujanjikan kepadamu masih kuingat jelas sampai sekarang. Hanya saja aku belum sanggup menemanimu dan menyerahkannya langsung, walau itu hanya bibit. Hari ini Aku sedikit terluka, hasil dari memanjat rumah kemarin sore, tidak aku perhatikan ada seng yg mencuat keluar, dan itu meninggalkan luka di kakiku dan masih berdarah jika perbannya aku buka. Mungkin karena sekejap aku teringat lily putih yg kujanjikan padamu. Bukannya aku menyalahkanmu, aku hanya manusia bodoh yg berkali – kali suka bertindak bodoh.

Aku tau arti dari lily putih itu seperti kesopanan, kesucian, dengan putih yang berarti pengabdian, persahabatan, simpati, mulia, murni bahkan suci. Lantas aku hanya berkali - kali memastikannya melalui Google kalau itu artinya. Kucari kembali dan kubongkar - bongkar majalah yang ada hubungannya dengan lily putih, tak ada yang berbeda, hanya perbedaan tahun bukunya terbit dan bagaimana cara mendapatkannya serta bgaimana cara menanamnya.

Pernah aku menjumpainya di jalan, di daerah terban, dan aku sempat terhenti sehenak, karena saat itu aku menggunakan sepeda hijau yang jarang aku cuci. Belum sempat aku memetiknya, ada ibu - ibu memperhatikan gerak gerikku, kuurungkan niatku untuk mengambil barang satu tangkai. Sepeda hijau yang jarang kucuci kupacu lagi menuju arah selatan. Aku kan masih pengecut yang selalu kalah dengan asumsiku sendiri mengenai pandangan orang lain.

No comments: